Custom Search

Kamis, 28 Agustus 2008

Sediakan

  • Sediakan waktu untuk berpikir, agar selalu mendapat yang terbaik.
  • Sediakan waktu untuk bermain, itulah rahasia awet muda.
  • Sediakan waktu untuk membaca, itulah landasan hikmat & kebijaksanaan.
  • Sediakan waktu untuk berteman, itulah jalan menuju keharmonisan.
  • Sediakan waktu untuk bermimpi, itulah yang membawa anda ke bintang.
  • Sediakan waktu untuk mencintai dan dicintai, itulah hak istimewa Tuhan.
  • Sediakan waktu untuk melihat sekeliling anda, hari anda terlalu singkat untuk mementingkan diri sendiri.
  • Sediakan waktu untuk bekerja, itulah sumber kebahagiaan.
  • Sediakan waktu untuk tertawa, itulah musik jiwa.
  • Sediakan waktu untuk Tuhan, sehingga setelah meninggal menemukan tempat terbaik.

Sorry yach daeng Akrim, Saya Copy nich ... :))

Sabtu, 23 Agustus 2008

Reportase ...

Seorang kawan mengingatkaknu tentang repostase. Dia nagsih tau, kalau profesinya adalah "melihat" untuk dapat memaparkan dan mendeskripsikan suatu berita menjadi "erita". Kira2 apa sih ang dia butuhkan :

  1. Curiousity – Rasa ingin tahu, semakin besar rasa ingin tahu seorang reporter, semakin besar pula hasil yang akan ia dapat. Dari sinilah timbul teori yang sering disebut 5 W+1 H (What, When, Who, Where, Why) dan (How). Karena itu seorang reporter harus sering mengasah rasa ingin tahu dengan pertanyaan-pertanyaan yang skeptis. Kalau zaman dulu ada ’mimbar kepercayaan’ di televisi, nah kalau reporter harus punya ’ketidak percayaan’. Dari ketidak percayaan itu, akan memperoleh banyak informasi dan masyarakat pembaca juga akan terpenuhi haknya, ’right to know’.
  2. Imajinasi – reporter yang baik membutuhkan imajinasi, bukan sebagai penulis fiksi atau melaporkan berita bohong. Tetapi imajinasi mencari berita untuk menjadikan sebuah berita menjadi cerita yang menarik dan enak untuk dibaca.
  3.  Pengetahuan – untuk dibutuhkan seorang reporter, sehingga tak tampak bodoh. Terutama saat menemukan sebuah data atau bertemu dengan seorang sumber. Di sinilah biasanya, sebelum terjun ke lapangan seorang reportare melengkapi dirinya dengan banyak membaca riset. Tak boleh ada reporter yang turun ke lapangan atau suatu tempat dengan otak yang kosong.
  4. Akurasi – Berita yang baik, penting sekali akurasi. Yaitu informasi yang benar-benar akurat. Misalnya soal nama tempat kejadian, nama sumber atau korban, usia, pendidikan, waktu. Tanpa akurasi, hasil berita yang kita hasilkan akan dilecehkan para pembaca, tentu saja bisa mengaburkan informasi yang akan kita sampaikan. Salah-salah, malah bisa menuai gugatan.
  5. Menggali Berita – Digging Out The News – dengan modal rasa ingin tahu tadi, tak akan sulit seorang reporter untuk menggali berita. Jangan hanya melihat kejadian, atau fakta yang hanya ada di permukaan. Seperti yang dikatakan sebelumnya, jangan hanya melihat apa yang dilihat, tapi lihatlah apa yang sebenarnya terjadi di balik fakta atau kejadian itu. Namun, bukan sekadar kita mencari-cari apa yang tak ada atau mengembangkan teori konspirasi, semua yang kita gali dalam pencarian berita itu masih sebatas fakta-fakta yang ada dan terus bisa dikembangkan penggaliannya.

Model Pengembangan Rantai Pasok Rumput Laut oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Guna Pemenuhan Kebutuhan Rumput Laut Dan Produk Turunannya

Denny Noviansyah Abstrak Indonesia sebagai negara Maritim mempunyai Panjang pantai seluas 95.181 km 2 . Pesisir pantai mempunyai berbagai je...