Unsur LTJ, umumnya merupakan senyawa kompleks fosfat, alkaline dan karbonat. Upaya pemisahannya membutuhkan proses yang amat rumit. Unsur-unsur yang mendominasi dalam senyawa tersebut adalah lantanum, serium, dan neodimium. Pemanfaatan ketiga unsur LTJ ini sangat tinggi dibanding LTJ lainnya dan umumnya dipakai pada industri teknologi tinggi.
Sifat LTJ sangat khas, dan belum ada material lain yang mampu menggantikannya sehingga membuat LTJ menjadi material yang vital dan mempunyai potensi strategis. Unsur LTJ tersebar luas dalam konsentrasi rendah (10 – 300 ppm) pada banyak formasi batuan. Kandungan unsur LTJ yang tinggi lebih banyak dijumpai pada batuan granitik dibandingkan dengan pada batuan basa. Konsentrasi unsur LTJ juga dijumpai pada batuan beku alkalin dan karbonatit.
Berdasarkan asal mulanya, cebakan mineral LTJ dibagi dalam dua jenis,
yaitu cebakan primer sebagai hasil proses magmatik dan hidrotermal, dan cebakan
sekunder yang merupakan rombakan dari batuan asalnya yang telah diendapkan
kembali sebagai endapan sungai, danau, delta, pantai, dan lepas pantai.
Pembentukan mineral LTJ primer dalam batuan karbonatit menghasilkan mineral
basnesit dan monasit Karbonatit sangat kaya kandungan unsur LTJ, dan merupakan
batuan yang mengandung LTJ paling banyak dibanding batuan beku lainnya.
Kelimpahan LTJ Dalam Kerak
Bumi dan Batuan Beku
Konsentrasi unsur logam termasuk
LTJ untuk membentuk endapan ekonomis yang dapat dijadikan komoditas tambang
dalam proses pembentukannya selain dipengaruhi faktor fisika dan kimia juga
nilai kandungan unsur itu di dalam kerak bumi, karena semua proses pembentukan
tersebut berlangsung dalam kerak bumi. Proses yang berlangsung baik dalam media
larutan magmatis maupun fluida sisa magmatis (hidrotermal), akan membawa unsur-
unsur yang ada dalam kerak dan terkonsentrasikan pada tempat tertentu sesuai
kondisi lingkungan fisika dan kimia. Ketika magma naik ke arah kerak bumi,
terjadi perubahan komposisi sebagai respon terhadap variasi tekanan, suhu dan
komposisi batuan-batuan di sekelilingnya. Akibatnya terbentuk jenis-jenis
batuan yang berbeda dengan variasi pengayaan unsur-unsur bernilai ekonomis,
termasuk unsur-unsur tanah jarang.
Kelimpahan LTJ pada kerak bumi
sebenarnya tidak tergolong terkecil bila dibandingkan unsur logam lainnya,
bahkan ada yang hanya beberapa ppb seperti emas. Distribusi unsur LTJ dalam
kerak bumi jauh lebih besar dibandingkan emas, hal ini terlihat dari nilai
kandungannya hingga puluhan ppm seperti ditunjukkan sejumlah data pada Tabel
1.1.
Konsentrasi unsur LTJ pada proses
pembentukan batuan berbeda-beda satu terhadap yang lain, karbonatit, kimberlit,
batuan alkalin merupakan jenis batuan dimana kandungan LTJ termasuk yang paling
tinggi (Tabel 1.2). Dengan demikian pencarian endapan LTJ ekonomis di
lingkungan batuan ini lebih berpeluang dibandingkan pada lingkungan batuan
lainnya.
Jenis
Mineral Pembawa LTJ
USGS mempublikasikan beberapa laporan, terkait dengan potensi dan Deposit LTJ yang terkandung di dalam Deposit tersebut. Secara umum mineral jenis Carbonatite dan alkaline intrusive serta produk turunannya merupakan sumber utama REE. Adapun jenis mineral dan formulanya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Sumber:
- Brennan, Elliot, Rare Earth Elements: A critical strategic resource in Asia A Pacific Forum CSIS Monograph, 2014
- Noviansyah, Denny, Logam Tanah Jarang, Bandung, Januari 2019
- Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi, Potensi Logam Tanah Jarang Indonesia, Kementerian ESDM, Agustus 2019
- USGS, Rare-Earth Elements: Critical Mineral Resources of the United States—Economic and Environmental Geology and Prospects for Future Supply, 2017
- USGS, Rare-Earth Element Mineral Deposit in the United States, 2019
- USGS, A Deposit Model for Carbonatite and Peralkaline Intrusion-Related Rare Earth Element Deposits, 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar