Custom Search

Rabu, 02 September 2020

SEJARAH PENEMUAN LOGAM TANAH JARANG (LTJ) / RARE EARTH ELEMENTS (REE)

Denny Noviansyah 

PENGERTIAN 
    Logam Tanah Jarang atau Rare Earth Element (REE) adalah 17 unsur dalam kelompok lantanida yang terdapat dalam tabel unsur periodik.
    Logam Tanah Jarang terdapat sebagai mineral ikutan pada mineral utama seperti tembaga, emas, perak, timah, dan lain lain. Sebagai material ikutan dari mineral utama, jumlahnya sangat kecil dan jarang ditemukan, maka material atau elemen ini disebut Logam Tanah Jarang atau disingkat LTJ. LTJ bukan elemen logam bebas atau mineral murni secara individu. 

    Unsur LTJ, umumnya merupakan senyawa kompleks fosfat dan karbonat. Upaya pemisahannya membutuhkan proses yang amat rumit. Unsur-unsur yang mendominasi dalam senyawa tersebut adalah lantanum, serium, dan neodimium. Pemanfaatan ketiga unsur LTJ ini sangat tinggi dibanding LTJ lainnya dan umumnya dipakai pada industri teknologi tinggi. 
    
    Sifat LTJ sangat khas, dan belum ada material lain yang mampu menggantikannya sehingga membuat LTJ menjadi material yang vital dan mempunyai potensi strategis. Unsur LTJ tersebar luas dalam konsentrasi rendah (10 – 300 ppm) pada banyak formasi batuan. Kandungan unsur LTJ yang tinggi lebih banyak dijumpai pada batuan granitik dibandingkan dengan pada batuan basa. Konsentrasi unsur LTJ juga dijumpai pada batuan beku alkalin dan karbonatit. 

SEJARAH PENEMUAN 
    Kelompok unsur logam tanah jarang pertama kali ditemukan pada tahun 1787 oleh seorang letnan angkatan bersenjata Swedia bernama Karl Axel Arrhenius, yang mengumpulkan mineral itterbit dari tambang feldspar dan kuarsa di dekat Desa Ytterby, Swedia. Mineral tersebut berhasil dipisahkan oleh J. Gadolin pada tahun 1794 untuk memperoleh mineral Itterbit. Selanjutnya, nama mineral tersebut diganti menjadi Gadolinit. 
    Penemuan unsur baru ini mendorong dilakukannya penelitian yang membuahkan penemuan unsur-unsur logam tanah jarang lainnya, seperti : 
  • Tahun 1804 Klaproth dan rekan-rekannya menemukan seria yang merupakan bentuk oksida dari serium. 
  • Tahun 1828, Belzerius memperoleh mineral thoria dari mineral torit. 
  • Tahun 1842 Mosander memisahkan senyawa bernama ittria menjadi tiga macam unsur melalui pengendapan fraksional menggunakan asam oksalat dan hidroksida. Unsur tersebut adalah Ittria, Terbia dan Erbia. Sehingga, pada tahun 1842, ada 6 LTJ yang telah ditemukan, yaitu ittrium, serium, lantanum, didymium, erbium dan terbium. 
  • Tahun 1879, berkat petunjuk Marc Delafontaine, Paul Paul Émile Lecoq deBoisbaudran mampu memperoleh samarium dari mineral samaskit. 
  • Tahun 1885, Welsbach memisahkan praseodimium dan neodimium yang terdapat pada samarium 
  • Tahun 1886, Boisbaudran memperoleh gadolinium dari mineral Itterbia yang diperoleh J.C.G de Marignac tahun 1880; 
  • Pada 1907 dari Itterbia yang diperoleh Jean Charles Galissard de Marignac, de Boisbaudran mampu memisahkan senyawa tersebut menjadi Neoytterium dan Lutesium. P.T. Cleve mampu memisahkan tiga unsur dari erbia dan terbia yang dimiliki Marignac. Ia memperoleh Erbium, Holminium dan Tulium. L. De Boisbaudran, mampu memperoleh unsur lain bernama Disporsium. 

    Secara singkat, penemuan LTJ di dunia dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Tidak ada komentar:

Model Pengembangan Rantai Pasok Rumput Laut oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Guna Pemenuhan Kebutuhan Rumput Laut Dan Produk Turunannya

Denny Noviansyah Abstrak Indonesia sebagai negara Maritim mempunyai Panjang pantai seluas 95.181 km 2 . Pesisir pantai mempunyai berbagai je...