Custom Search

Selasa, 08 September 2020

MENGENAL CRITICAL RAW MATERIAL (CRM) – 3: (US Policy)

Denny Noviansyah

Department of Energy (Kementerian Energi) Amerika Serikat pada tahun 2011 mengeluarkan laporan tentang Critical Material Strategy 2011. Laporan tersebut menyebutkan tentang bahan baku kritikal seperti Logam Tanah Jarang (LTJ) dan material lain yang terkait dengan kebijakan Energi Bersih (clean energy), karena banyak produk Energy Bersih, seperti Turbin Angin, Kendaraan Listrik, Panel Surya, dan Lampu Hemat energi yang bergantung dari LTJ dan material kritikal lainnya.



Pada tahun 2011, Kementerian Energi AS merumuskan Strategi untuk mengatasi tantangan CRM dengan bertumpu pada tiga pilar. Pertama, diversifikasi rantai pasokan global. Untuk mengelola risiko pasokan, berbagai bahan yang diperlukan, maka diperlukan langkah-langkah untuk memfasilitasi ekstraksi, pemrosesan dan pembuatan material di Dalam Negeri Amerika Serikat, juga seperti mendorong negara lain untuk memperlancar pasokan alternatif. Pada banyak kasus, ekstraksi, pemisahan dan pemrosesan harus dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan. Kedua, pengembangan material pengganti. Riset untuk menghasilkan teknologi dan material pengganti untuk memenuhi kebutuhan material yang mendukung energi bersih dan produksi secara ekonomis. Ketiga, daur ulang, penggunaan kembali, penggunaan yang efisien secara signifikan dapat menurunkan permintaan dunia akan bahan yang diekstraksi. Penelitian tentang proses daur ulang digabungkan dengan kebijakan yang dirancang dengan baik akan membantu membuat daur ulang menjadi ekonomis.


 

Kebijakan ini ditindaklanjuti dengan pendirian Critical Material Institute (CMI) pada Laboratorium Ames. Selama lima tahun pertama, CMI fokus pada Logam Tanah Jarang (LTJ) yang "kritis" dan "hampir kritis", seperti: disprosium, terbium, europium, neodymium, dan yttrium, serta litium dan telurium. Sejak Juli 2019, CMI fokus pada material LTJ, material baterai (litium, kobalt, mangan, grafit), indium, dan galium.

 

Berbicara tentang kebijakan CRM ini, berbagai stakeholder di Amerika Serikat sudah menyampaikan Policy Paper guna menyusun langkah pemenuhan CRM bagi kebutuhan Dalam Negeri Amerika Serikat, beberapa Senator tersebut adalah:

  • · Simon Moore, Managing Director Benchmark Mineral Intelligence menyampaikan testimony tertulis dengan judul Full Committee Hearing on the Impact of COVID-19 on Mineral Supply Chains. Moore menyampaikan kekhawatiran tertinggalnya USA dengan Tiongkok dan Eropa pada industry kendaraan listrik dan industri energy storage. Diprediksi oleh Moore bahwa pada tahun 2029 Lithium Ion Capacity akan didominasi oleh Tiongkok dengan share sebesar 70% supply global, Eropa sebesar 16% dan Amerika Serikat sebesar 9%.
  • · Senator Roy Blunt: Pada 11 Maret 2020 menyampaikan Policy Paper dengan judul Protecting America’s Supply of Rare Earth Elements. Senator Roy Blunt menyusun argumentasi berdasarkan President Trump Executive Order 13817: A Federal Strategy to Ensure Secure and Reliable Supplies of Critical Minerals.
  • · Marc Humphries, pada 28 Juni 2019 mempublikasikan kajian yang berjudul Critical Minerals and Public Policy.
  • · Richard Silberglitt menulis testimoni yang berjudul Critical Materials, U.S. Import Dependence, and Recommended Actions, dan diterbitkan oleh RAND Office of External Affairs pada bulan Mei 2015. Silberglitt merekomendasikan 2 (dua) tindakan, yakni (i) tindakan yang dapat meningkatkan ketahanan terhadap gangguan pasokan atau distorsi pasar; dan (2) tindakan yang dapat memberikan peringatan dini terhadap masalah yang berkembang terkait konsentrasi dari produksi.
  • ·         Komite Senat tentang Energi dan Sumber Daya Alam, sub komite energi, pada tanggal 9 Juni 2011 mengeluarkan usulan legislasi yang berjudul Critical Mineral and Material Legislation.
  •  

 

 

Sumber:


Tidak ada komentar:

Model Pengembangan Rantai Pasok Rumput Laut oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Guna Pemenuhan Kebutuhan Rumput Laut Dan Produk Turunannya

Denny Noviansyah Abstrak Indonesia sebagai negara Maritim mempunyai Panjang pantai seluas 95.181 km 2 . Pesisir pantai mempunyai berbagai je...