Custom Search

Selasa, 29 April 2008

GAJI PAPA BERAPA (Terlalu Mahalkah Waktu kita)

Ini ada cerita ringkas yang saya peroleh beberapa tahun lalu, sumbernya sudah lupa, mohon maaf untuk yang pernah dapat. Barangkali saja bisa menyegarkan dan meng'inspirasi kita lagi...

GAJI PAPA BERAPA... ?(Terlalu Mahalkah Waktu kita)
Seperti biasa Budi yang bekerja di salah satu perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Adi putranya yang baru duduk di kelas 2 SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama. "belum tidur ?" sapa Budi sambil mencium anaknya. Biasanya, Ad memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang Ayah menuju ruang keluarga, Adi menjawab "nunggu Ayah pulang, sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?"
"tumben kok nanya gaji Ayah? mau minta uang lagi yach". "Ah, ngga. Pengen tahu aja".
"Oke, kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp. 400.000. Setiap bulannya rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi, gaji Ayah sebulan berapa, hayo?"
Adi berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara Ayahnya melepas sepatu dan menyalakan TV. KetikaBudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Adi berlari mengikutinya. "Kalau satu hari Ayah dibayar Rp. 400.000 untuk 10 jam, berarti 1 jam Ayah digaji Rp. 40.000 dong", katanya. "Wah, pintar kamu. Sudah sekarang cuci kaki terus bobo!" perintah Budi. Tetapi Adi tak beranjak. Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Adi kembali bertanya, "Ayah, aku boleh pinjam uang Rp.5.000 nggak ?"
"Sudah-sudah. Nggak usah macam-macam lagi !! Buat apa sich minta uang malam-malam begini? Ayah capek, dan mau mandi dulu. Tidurlah. Tapi Ayah".
Kesabaran Budi habis, "Ayah bilang tidur !!!", hardiknya mengejutkan Adi. Anak kecil itupun berbalik, berlari ke kamarnya. Usai mandi Budi nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Adi di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Adi didapatinya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp.15.000 di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala anaknya, Budi berkata "Maafkan Ayah, nak. Ayah sayang sama Adi. Buat apa sih minta uang malam-malam begini ? kalau mau beli mainan, besok kan bisa, jangankan Rp.5.000, lebih dari itu pun ayah kasih".
"Ayah, aku nggak minta uang, Aku mau pinjam. Nanti aku kembalikan kalo sudah menabung lagi dari uang jajan selama seminggu ini
"Iya, iya. tapi buat apa?"tanya Budi lembut.
"Aku menunggu Ayah dari jam 8 malam tadi. Aku mau ajak Ayah main ular tangga, tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ada Rp.15.000. Tapi karena Ayah bilang 1 jam ayah dibayar Rp.40.000, maka setengah jam harus ada Rp.20.000. Uang tabunganku kurang Rp.5.000, makanya aku mau pinjam dari Ayah", kata Adi polos.

GUBRAK !#%!$?!....

Budi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya anaknya erat-erat.
Kesuksesan dalam berkarir dan mendapat uang banyak memang penting, namun banyak hal lain yang lebih penting yang kadangkala kita anggap sepele. Kita seringkali terlalu asyik mencari uang, sampai-sampai lupa!, untuk apa semua itu dilakukan. Sudah demikian mahalkah waktu kita?
Semoga ber'makna..Salam

"Dunia ini mencukupi untuk penuhi kebutuhan semua umat manusia,tapi tidak akan pernah cukup bagi satu orang yang serakah..." (Mohandas K. Gandhi)


MUFTI FARID Peneliti & Pelayan MasyarakatPhone: +62-8164862911/081394470911/ 022-70437044Blog: MoeFth.blog. commultiply: MoeFth911.multiply. com
FS: bang MoeFth thea (Indonesia)YM: cheen_mee ATAU bang MoeFth

Tidak ada komentar:

Model Pengembangan Rantai Pasok Rumput Laut oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Guna Pemenuhan Kebutuhan Rumput Laut Dan Produk Turunannya

Denny Noviansyah Abstrak Indonesia sebagai negara Maritim mempunyai Panjang pantai seluas 95.181 km 2 . Pesisir pantai mempunyai berbagai je...