Custom Search

Rabu, 16 Januari 2008

PEMBANGUNAN vis a vis KONSTRUKSI

Istilah pembangunan (Development) tidak sama dengan pembangunan fisik (Contruction). Dalam proses-proses pembangunan selalu akan memerlukan dukungan teknologi (dari yang tingkatnya sederhana sampai dengan yang tinggi). Teknologi diperlukan dalam pembangunan sebab dengan teknologi pembangunan akan bisa dilaksanakan seefisien mungkin. Dalam kaitan ini agar tidak terjadi cultural shock dan lain-lain misal penolakan pembangunan oleh masyarakat atau masyarakat akan terpinggirkan dari produk pembangunan, maka teknologi tersebut penerapannya mesti disesuaikan dengan kondisi tingkat budaya masyarakat. Atau masyarakat perlu empowering maupun rekayasa sosial selaras dengan teknologi yang digunakan sehingga dengan demikian pembangunan berjalan lancar dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.

Teknologi untuk Masyarakat
Dalam proses construction perlunya dukungan teknologi menjadi mutlak, namun agar produk construction bisa mendatangkan menfaat besar bagi masyarakat, maka dalam era menghadapi perkembangan lingkungan strategi sekarang ini (globalisasi, keterbukaan, good governance,akuntable, transparansi, HAM, mengutamakan outcomes dibanding sekedar output, peran masyarakat lebih besar, masyarakat sebagia subjek pembangunan dan lain-lain) dalam penerapan teknologi dan pelaksanaan pembangunan Prasarana dan Sarana, para perencana dan pelaksana pembangunan harus cerdik mengamati perkembangan masyarakat tersebut.
Apakah teknologi yang diterapkan akan bisa mendorong berkembangnya kultur masyarakat, sehingga masyarakat bisa memanfaatkan hasil-hasil pembangunan Prasana dan Sarana secara optimal guna suatu kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Teknologi yang diterapkan jangan sampai menimbulkan cultural shock, cultural lag, dan masyarakat yang terkena pembangunan malah terpinggirkan, ,jatuh meskin dan terisolasi dengan dunia luar dan lain-lain, yang akhirnya bukan peningkatan kesejahteraan rakyat tetapi yang terjadi malahan penderitaan.

Jikalau teknologi dapat mendongkrak perkembangan budaya masyarakat (lokal) maka arti keterlibatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan besar. Masyarakat akan maju dan sejahtera apabila teknologi atau pembangunan Prasarana dan Sarana memberi manfaat pada masyarakat. Tetapi jika yang terjadi sebaliknya maka masyarakat hanya menjadi penonton yan akhirnya kelak kondisi-kondisi seperti ini dapat menjadi bibit-bibit timbulnya ketidakpuasan dan sumber konflik dan penolakan masyarakat terhadap pembangunan yang akan dilakukan pemerintah akan marak terjadi.

Jadi dalam proses construction tersebut harus ada keselarasan yang sehat, pembangunan Prasarana dan Sarana harus selalu memperhatikan masyarakat dengan sungguh-sungguh, jangan asal ada uang dan teknologi pembangunan pasti bisa berjalan; jawabannya belum tentu; bisa saja masyarakat menolak sebab tidak sesuai dan tidak akan memberi manfaat bagi masyarakat.

Jadi masukan teknologi sebagai proses maupun teknologi sebagai produk harus seirama dengan terjadinya socio-cultural change, agar masyarakat tidak menjadi penonton bahkan harus menjadi subjek pembangunan.

Teknologi dan Budaya Masyarakat
Teknologi sesungguhnya juga merupakan produk budaya. Dalam sosiologi disebutkan bahwa budaya/kebudayaan itu ada dua jenis, yakni budaya materiil (fisik) dan ada budaya non materil (norma, nilai dan lain-lain). Budaya materiil biasanya berupa teknologi, mulai dari yang tradisional sampai dengan yang canggih.

Diatas disebutkan bahwa pembangunan teknologi dalam pembangunan Prasarana dan Sarana adalah untuk meningkatkan efisiensi, meningkatkan keselamatan dengan mengembangkan budaya masyarakat dan yang tradisional menuju masyarakat yang modern.

Dalam pembangunan Prasarana dan Sarana teknologi akan selalu berhadapan dengan budaya masyarakat, ketika itulah sebenarnya terjadi konflik antara teknologi dan budaya terjadi, namun sebagai perencana dan pelaksana pembangunan yang waspada terhadap perkembangan lingkungan strategis, sekalipun menghadapi kesulitan tetap akan mengupayakan pembangunan Prasara dan Sarana yang dapat memberi manfaat besar pada masyarakat dan berkelanjutan (enviromentally sound) bila masyarakat sebagai subjek pembangunan dan bukan objek dapat diwujudkan.

Tidak ada komentar:

Model Pengembangan Rantai Pasok Rumput Laut oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Guna Pemenuhan Kebutuhan Rumput Laut Dan Produk Turunannya

Denny Noviansyah Abstrak Indonesia sebagai negara Maritim mempunyai Panjang pantai seluas 95.181 km 2 . Pesisir pantai mempunyai berbagai je...